Selasa, 15 Februari 2011


Biografi Helen Keller

            Helen Keller atau lebih lengkapnya Hellen Adams Keller adalah seorang penulis, aktivis politik dan dosen. Helen Keller lahir di Tuscumbia sebuah kota kecil Alabama, Amerika Serikat pada tanggal 27 Juni 1880. Hellen Keller merupakan anak dari pasangan Kapten Arthur Henley Keller dan Kate Adam Keller.
Helen Keller sama sekali tidak terlahir buta dan tuli, namun pada saat usian 19 bulan ia jatuh sakit. Hingga saat ini, penyakitnya masih sulit diketahui namun dokternya terdahulu meneyebutnya ”demam otak”, atau dokter-dokter modren berependapat bahwa penyakitnya itu adalah demam jengkering atau radang selaput.
Dengan penyakit itulah membuat Helen telah membuatnya buta sekaligus tuli. Beberapa tahun kemudian Helen tumbuh menjadi anak yang sulit, berteriak kepada seluruh keluarganya dan tingkahnya penuh amarah. Karena keadaannya seperti itulah pihak keluarganya menyarankan bahwa ia harus ditempatkan disebuah institusi.
            Ibunya Kate Keller melakukan perjalanan ke dokter spesialis di Baltimore untuk meminta saran dan mendapat konfirmasi bahwa Helen tidak akan pernah melihat atau mendengar lagi. Tapi dokter mengatakan pada mereka agar tidak menyerah, dokter yakin Helen dapat diajari dan ia menyarankan mereka untuk mengunjungi ahli setempat yang menangani masalah anak-anak tuli.
             Helen Keller direkomendasikan mencari seorang guru yang dapat mengajarinya yaitu Anne Sullivan yang mengalami kebutaan sejak usia 5 tahun, seorang lulusan dari Perkins pada tahun 1886. Anne mengajari banyak hal pada Helen, mengajari cara mengeja dengan jari, mencoba membantunya untuk memahami dan berusaha mengontrol kelakuan buruk Helen. Pada saat- saat selanjutnya kemajuan yang ditunjukan Helen sangat luar biasa, diaman kemampuan belajarnya melebihi dari seseorang  yang normal. Anne tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengajari Helen untuk membaca, pada awalnya dengan huruf timbul, lalu dengan braile, dan menulis dengan mesin tik biasa dan mesin tik braile.
            Pada tahun 1890 Helen tinggal di Institusi Perkins yang diajar oleh Anne, kemudian Helen juga beretemu dengan Mary Swift Lamson yang mencoba untuk mengajarinya berbicara namun usaha yang dilakukannya juga tidak berhasil.
Helen pindah ke Cambrige, dengan kemampuan yang dimilikinya akhirnya Helen bisa mulai bersekolah pada tahun 1896 dan masuk ke Perguruan Tinggi Radcliffe. Pada 28 Juni 1904 Helen lulus dari Perguruan Tinggi Radcliffe, menjadi orang bisu dan tuli pertama yang mendapat gaji dengan gelar seni.
            Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh Helen Keller inilah yang membuatnya dikenal oleh orang. Banyaknya prestasi yang diraih, diaman Helen menjadi pembicara terkenal dan seorang penulis serta sebagai advokat bagi penyandang cacat. Begitulah perjalanan hidup yang dilalui oleh Helen Keller, hingga pada akhirnya pada 1 Juni 1968 di Arcan Ridge, Helen Keller meninggal dengan damai dalam tidurnya.





Anak Yang Mengalami Ketidakmampuan

            Istilah ketidakmampuan (disability) dan cacat (handicap) memiliki arti yang berbeda. Dimana disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang, sedangkan handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Berikut ini akan pengelompokan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) yaitu :
  1. Gangguan Indra
Gangguan indra ini mencakup pada gangguan atau kerusakan penglihatan atau pendengaran. Ada beberapa murid yang mengalami masalah dalam penglihatannya, dan murid yang mengalami ketidakmampuan ini sering membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk membantu pendidikan mereka. Menurut Bowe (2000) salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan adalah menentuka modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) dengan murid agar dapat belajar dengan baik. Salah satu permasalahan dalam pendidikan murid yang buta adalah rendahnya pengguanaan Braile dan sedikitnya guru yang menguasai Braile dengan baik (Hallahan & Kauffman, 2003).
Untuk anak yang mengalami gangguan pendengaran bisa mendapatkan pengajaran tambahan diluar kelas. Pendekatan pendidikan untuk anak yang mengalami masalah pendengaran terdiri dari dua kategori, yaitu : pendekatan oral dan pendkatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajarkan anak membaca), dan sejenisnya. Sedangkan pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat  mengeja jari.

  1. Gangguan Fisik
Ada beberapa gangguan fisik antara lain adalah gangguan ortopedik  seperti gangguan karena cedera di otak (cerebral palsy) dan kejang-kejang.
Gangguan ortopedik adalah gangguan yang biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah atau bicara tidak jelas. Pada gangguan kejang-kejang ini sering di jumpai adalah epilepsi dimana adalah gangguan saraf yang biasanya di tandai dengan serangan terhadap sensori motor atau kejang-kejang.
            Banyak yang mengalami gangguan fisik ini membutuhkan pendidikan khusus dan pelayanan khusus, seperti transportasi, terapi fisik, pelayan kesehatan sekolah, dan pelayanan psikologi khusus.

  1. Retardasi Mental
Ciri utama dari retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual, retardasi mental sendiri adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.




  1. Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan bicara), dan masalah bahasa (seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa).

  1. Gangguan Belajar
Anak yang menderita gangguan belajar itu punya kecerdasan normal atau diatas normal, kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran atau beberapa pelajaran, tidak memiliki masalah atau gangguan lain seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan itu. Kemudian ada juga dyslexia adalah kerusakan parah dalam kemampuan untuk membaca dan mengeja.

  1. Attention Deficit Hyperctivity Disorder
Anak yang mengalami ketidakmampuan ini memiliki ciri-ciri antara lain: kurangnya perhatian, hiperaktif, impulsif. Anak yang kurang perhatian sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan dalm mengerjakan tugas. Anak yang hiperaktif menunjukan level aktivitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak.

  1. Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan perilaku dan emosioanl terdiri dari problem yang serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berbungan dengan kateristik sosio-emosional.


SUMBER :

Santrock, Jhon W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta : Prenada Media Group.